Mengenal Sejarah Angpao dalam Imlek

By Unknown on Friday, February 6, 2015


Zetroblog.com | Mengenal Sejarah Angpao dalam Imlek - Hallo sobat, pada hari ini saya akan membahas tentang hal yang berkaitan dengan Imlek, seperti yang kita ketahui bahwa kurang lebih dua minggu mendatang , dimana hari yang sangat di tunggu oleh suku Tionghua yakni Imlek!, nah Pada topik hari ini saya akan membahas tentang yang berkaitan dengan Imlek yakni Sejarah Angpao dalam Imlek.

Angpao Pada Zaman Dahulu

Di zaman dulu, angpao  biasanya berupa manisan, bonbon dan makanan. Seiring dengan perkembangan  zaman, orang tua merasa lebih mudah memberikan uang dan membiarkan  anak-anak memutuskan hadiah apa yang akan mereka beli.

Tradisi  memberikan uang sebagai hadiah ini muncul sekitar zaman Ming dan Qing.  Dalam satu literatur dituliskan bahwa anak-anak menggunakan uang untuk  membeli petasan, manisan, kue-kue. Tindakan ini juga meningkatkan  peredaran uang dan perputaran roda ekonomi di Tiongkok di zaman  tersebut.

Di zaman dulu, karena nominal terkecil uang yang beredar  di Tiongkok adalah keping perunggu (wen atau tongbao). Keping perunggu  ini biasanya berlubang segi empat di tengahnya. Bagian tengah ini  diikatkan menjadi untaian uang dengan tali merah. Keluarga kaya biasanya  mengikatkan 100 keping perunggu buat hadiah mereka dengan harapan  mereka akan berumur panjang.

Legenda Angpao

Pada zaman dahulu, ada seekor binatang yang tinggi besar, setiap tahun  di malam tahun baru binatang itu keluar mengelus-elus dahi anak-anak  yang sedang tidur, anak-anak yang pernah dibelainya akan menjadi gila.  Demi keselamatan anak-anak, orang tua menjaga anak-anaknya sepanjang  malam.

Berdasarkan legenda di Provinsi Zhejiang, ada sebuah  keluarga pasangan suami istri yang baik dan jujur. Mereka baru  memperoleh seorang anak diusia senja, sehingga sangat menyayangi anaknya  bagaikan benda pusaka. Pada suatu malam tahun baru, agar sang anak  tidak diganggu oleh makhluk besar itu, kedua orang tuanya menemani  anaknya bermain dengan kertas merah berisi uang, setelah sepanjang malam  bermain, karena lelahnya orang tua anak itu tertidur, koin uang yang  telah dibungkus dengan kertas merah itu jatuh di samping bantal si anak.

Tidak  lama kemudian makhluk itu datang, lalu menjulurkan tangannya menjamah  kepala anak itu. Kedua orang tua anak itu terbangun kaget, namun, ingin  mencegah juga sudah terlambat, saat itulah tampak bungkusan merah di  sisi bantal anak itu memancarkan seberkas cahaya terang dan langsung  menyinari makhluk itu dan makhluk itu pun berteriak histeris lalu kabur.

Dalam  waktu singkat, orang-orang di seluruh pelosok desa mengetahui peristiwa  tersebut dan menganggap bahwa malam hari terakhir ke-30 setiap tahun,  dengan kertas merah yang diisi uang dan diletakkan di sisi bantal  anak-anak dapat menghalau makhluk itu. Semua orang lalu mengisi uang  dengan kertas merah, dan menamakan uang itu sebagai angpao, anak-anak  bisa melewati setahun usianya dengan selamat setelah mendapatkan angpao.

Jenis Angpao

Angpao ada dua macam, pertama adalah merajut gambar naga dengan benang  berwarna, dan diletakkan di kaki ranjang. Kedua adalah angpao yang telah  dibungkus uang oleh orang tua, dan dibagikan kepada anak-anak setelah  bersujud mengucapkan selamat tahun baru kepada orang tua.

Angpao  adalah pemberian wajib, dan yang berhak memberikan angpao biasanya orang  yang telah menikah, karena pernikahan dianggap merupakan peralihan dari  anak-anak ke dewasa, dan ada anggapan bahwa orang yang telah menikah  dan telah mapan secara ekonomi.

Angpao selain diberikan kepada  anak-anak, juga wajib diberikan kepada yang dituakan. Bagi yang telah  dewasa, tetapi belum menikah, tetap berhak menerima angpao, hal tersebut  dilakukan dengan harapan angpao dari orang yang telah menikah dapat  memberikan nasib baik pada mereka, khususnya agar cepat menemukan  pasangan hidupnya. Kalau seseorang yang belum menikah ingin memberikan  angpao, sebaiknya cuma memberikan uang tanpa amplop merah. Namun tradisi  di atas tidak mengikat.

Sekarang ini, pemberikan angpao tentunya  lebih didasarkan pada kemapanan secara ekonomi, lagipula makna angpao  bukan sekedar terbatas berapa besar uang yang ada di dalamnya melainkan  lebih jauh adalah bermakna senasib sepenanggungan, saling mengucapkan  dan memberikan harapan baik untuk satu tahun ke depan kepada orang yang  menerima angpao tadi.

Makanya, setiap imlek wo te popo (nenek  saya) terutama dan keluarga lainnya saat memberi angpao pasti dibilang  “jangan lihat isinya ya, lihat arti kertas merahnya”

So.. Guglingers, selamat merayakan tahun baru Imlek ya.. Bagi mereka yang merayakannya.
Gong Xi Fa Chai, Xin Nian Kuai Le, Wan Se Ru Yi, Sen Thi Cie Khang, Nian Nian Yu YI

(Selamat dan sukses, tahun baru yang berbahagia, segala hal bermakna,  badan sehat walafiat dan sepanjang tahun memperoleh kelimpahan)

Sekian dari saya penjelasan tentang Mengenal Sejarah Angpao dalam Imlek, semoga bermanfaat bagi kita semua.